Rabu, 09 Juli 2008

Me and The Freakin' City


Di salah satu episode di Sex and The City, Carrie menganalogikan kalo hubungan dia dengan New York tak ubahnya seperti hubungan dia dengan laki- laki. Ceritanya New York ngga pernah mengecewakan dia, New York is so full of life, romantic, and untamed. At the last minutes of the episode, New York was acting out, unexpected events came all of a sudden...Guggenheim Museum suddenly closed in the middle of the day, heavy rain, people all yelling, and she was rudely shoved onto "single" seat at this diner counter.

You know what, that's exactly what I'm having lately...I can't believe I'm going to say this but Jakarta sucks. Sangat, sangat tidak adil kalo gw menyalahkan semuanya ke Jakarta, yang sebenernya ini sama sekali bukan salah si kotanya, masyarakatnya aja yang OOS (Orang-Orang Sinting, ehem). Dari sekian banyak faktor negatif tentang Jakarta, cuma satu yang mau gw ributin....lalu lintas!!

The last few days, ever since I got out of the hospital and finally able to seat my a** on the wheel, every morning the traffic irritated me. The slit-my-wrist traffic, itulah sebutannya..lalu lintas yang diisi dengan orang- orang yang sebenarnya ngga tau (atau ngga peduli) dengan aturan di jalan. Mungkin belagu banget yah kedengarannya..kayak gw orang yang bener aja, but please what kind of idiot who do Sunday driving on Monday morning, or running 40 km/h on the right lane, crossing the street when the light turns green, crazy ignorant biker who speed up opposing the current with no helmet and lights. Begitu menyebalkannya, gw sampe berpikir untuk pindah dari Jakarta..

Kalo gw me-relevansi-kan analogi Carrie, mungkin bisa dibilang gw menemukan satu cela di pacar gw dan tanpa kompromi gw memilih untuk meninggalkan dia. Di alam nyatanya sih, pemikiran tadi bukan gw banget...setidaknya sejak tahun 1998 deh. So, what do you think people, should I give him another try? or I'm just being..you know...drama diva.

Senin, 07 Juli 2008

Divine Power Called Time

Recently I said something to my sister, something true and even though I'm the one who said it, it kind of hit me. Witnessed by a cousin of ours, without hesitation I said life after age 23 goes in nano second. And apparently the cousin justified that, she said "That's so true, hmm....I wonder why".

Dulu waktu jaman kuliah, seorang teman pernah bertanya bagaimana liburan semester saya (kebetulan waktu itu memang sedang libur semester), yang lalu saya jawab "Cepet banget, masa tiba- tiba kita udah mao masuk lagih!". Lalu teman saya menjawab "Itu tandanya lo banyak kegiatan waktu libur, jadinya ngga kerasa", dilanjutkan dengan "Ooowww" saya yang panjang, lengkap dengan muka plongo'-nya. Ketika saya minta klarifikasi dari mana dia bisa menyimpulkan itu, dia bilang inilah yang namanya mind games, lagi- lagi diikuti dengan "Ooowww" dan muka plongo' saya.

Isn't it ironic? While we're busy making our life little worth, we unwittingly let years goes by...right under our nose.